Dinilai Tak Mampu, 18 Pejabat Pemkab Mojokerto Dimutasi

Senin, 17 Maret 2014
 
Sebanyak 18 pejabat di lingkungan Pemkab Mojokerto mulai dari eselon IV sampai II dimutasi Bupati Mojokerto, Mustafa Kamal Pasa karena dinilai tak mampu, Selasa (11/03/2014). Salah satunya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto, Suharsono.

Dua minggu lalu, dunia pendidikan di Kabupaten Mojokerto diramaikan dengan aksi demo guru dan karyawan SMA Negeri I Pacet yang menghendaki Kepala SMA Negeri I Pacet, Masyhudi. Pasalnya, jabatan Masyhudi sebagai Kepala SMA Negeri I Pacet menyalahi Permendiknas nomor : 165/U/2003 tentang Pedomanan Pemugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.

Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa mengatakan, mutasi ini merupakan hal yang selalu terjadi sebagai bagian dari dinamika organisasi itu sendiri. "Mutasi ini bertujuan untuk pembinaan personil sebagai bagian dari pembinaan organisasi yang di orientasikan kepada efektivitas manajemen dan peningkatan kinerja organisasi," ungkapnya.

Masih kata Bupati, mutasi tersebut dilakukan sebagai upaya pembenahan sistem pemerintahan, utamanya yang menyangkut hal-hal prinsipil dalam kepegawaian. Ia berharap aparatur negara bisa semakin dedikatif, membekali diri secara matang dengan etos kerja yang lebih tinggi.

"Moral dan etika mereka harus lebih baik dari sebelumnya. Rekonstruksi penting dalam undang-undang ASN terkait kepastian pemanfaatan kemampuan atau kompetensi PNS/ASN dalam karier yang sesuai jalurnya sehingga mampu meningkatkan performance dalam melaksanakan pelayanan publik" katanya.

Dalam mutasi tersebut, sebanyak delapan pejabat eselon II, delapan pejabat eselon III dan dua pejabat eselon IV. Diantaranya, Kepala Dinas cipta karya, Hariono menjabat Kepala Dinas Sosial (Dinsos) menggantikan Didik Safiqo Hanim yang saat ini menjabat sebagai Kepala Satpol PP. Tri Mulyanto bergeser ke Kepala Bankesbangpolinmas menggantikan Susantoso.

Susantoso saat ini menjabat sebagai Kepala Dispenduk dan Catatan Sipil (Dispendukcapil). Nurhono yang sebelumnya di Dispendukcapil menjabat sebagai Kepala BPPT dan Yoko Priyono menduduki jabatan baru sebagai Kepala Dinas Pendidikan, Suharsono menggantikan M Zaini yakni Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan, sedangkan M Zaini menduduki jabatan baru Kepala Dinas Cipta Karya.
Baca Sekarang...

Seleksi FLS2N, FS2N, dan OSN SDLB, SMPLB, SMALB Kabupaten Mojokerto di PK Negeri Seduri

Senin, 17 Maret 2014
Pada tanggal 22 Maret 2014 mendatang, akan diadakan kegiatan lomba FLS2N, FS2N, dan OSN siswa/siswi SLB se-Kabupaten Mojokerto. Lomba Diadakan di Pendidikan Khusus Negeri Seduri. Lomba ini merupakan kegiata rutin tahunan siswa/siswi SLB, kegiatan yang bertujuan untuk menyaring siswa/siswi SLB yang berprestasi untuk dikirim pada lomba sejenis di tingkat provinsi.
Dalam kegiatan lomba yang direncanakan dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto, Yoko Priyono, itu, siswa/siswi Pendidikan Khusus Negeri Seduri akan mengikuti semua mata lomba.
Semoga dengan seleksi ini mampu menambah semangat siswa/siswi SLB dalam menatap masa depan. Semoga !!!
Baca Sekarang...

Autis

Sabtu, 15 Maret 2014
Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang dialami sejak lahir ataupun saat masa balita. Karakteristik yang menonjol pada seseorang yang mengidap kelainan ini adalah kesulitan membina hubungan sosial, berkomunikasi secara normal maupun memahami emosi serta perasaan orang lain.[1] Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan yang merupakan bagian dari Kelainan Spektrum Autisme atau Autism Spectrum Disorders (ASD) dan juga merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah payung Gangguan Perkembangan Pervasif atau Pervasive Development Disorder (PDD). Autisme bukanlah penyakit kejiwaan karena ia merupakan suatu gangguan yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal dan hal ini termanifestasi pada perilaku penyandang autisme.
Gejala-gejala autisme dapat muncul pada anak mulai dari usia tiga puluh bulan sejak kelahiran hingga usia maksimal tiga tahun. Penderita autisme juga dapat mengalami masalah dalam belajar, komunikasi, dan bahasa. Seseorang dikatakan menderita autisme apabila mengalami satu atau lebih dari karakteristik berikut: kesulitan dalam berinteraksi sosial secara kualitatif, kesulitan dalam berkomunikasi secara kualitatif, menunjukkan perilaku yang repetitif, dan mengalami perkembangan yang terlambat atau tidak normal.
Di Amerika Serikat, kelainan autisme empat kali lebih sering ditemukan pada anak lelaki dibandingkan anak perempuan dan lebih sering banyak diderita anak-anak keturunan Eropa Amerika dibandingkan yang lainnya. Di Indonesia, pada tahun 2013 diperkirakan terdapat lebih dari 112.000 anak yang menderita autisme dalam usia 5-19 tahun. Sedangkan prevalensi penyandang autisme di seluruh dunia menurut data UNESCO pada tahun 2011 adalah 6 di antara 1000 orang mengidap autisme.

Sumber; http://id.wikipedia.org/wiki/Autisme
Baca Sekarang...

Tunagrahita

Sabtu, 15 Maret 2014
Tunagrahita adalah keadaaan keterbelakangan mental, keadaan ini dikenal juga retardasi mental (mental retardation). Tunagrahita sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut:
  1. Lemah pikiran (Feeble Minded)
  2. Terbelakang mental (Mentally Retarded)
  3. Bodoh atau dungu (Idiot)
  4. Pandir (Imbecile)
  5. Tolol (Moron)
  6. Oligofrenia (Oligophrenia)
  7. Mampu Didik (Educable)
  8. Mampu Latih (Trainable)
  9. Ketergantungan penuh (Totally Dependent) atau butuh rawat
  10. Mental Subnormal
  11. Defisit Mental
  12. Defisit Kognitif
  13. Cacat Mental
  14. Defisiensi Mental
  15. Gangguan Intelektual
Pengertian Tuna grahita menurut American Asociation on Mental Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM, (p. 20) sebagai berikut: yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes; yang muncul sebelum usia 16 tahun; yang menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif. Sedangkan pengertian Tunagrahita menurut Japan League for Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22) sebagai berikut: Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi baku.Kekurangan dalam perilaku adaptif. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun. Pengklasifikasian/penggolongan Anak Tunagrahita untuk keperluan pembelajaran menurut American Association on Mental Retardation dalam Special Education in Ontario Schools (p. 100) sebagai berikut.

Sumber; http://id.wikipedia.org/wiki/Tunagrahita
Baca Sekarang...

Tunadaksa

Sabtu, 15 Maret 2014
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
Baca Sekarang...

Tunalaras

Sabtu, 15 Maret 2014
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
Individu tunalaras biasanya menunjukan perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di sekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.

Secara garis besar anak tunalaras dapat diklasifikasikan menjadi anak yang mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan anak yang mengalami gangguan emosi. Sehubungan dengan itu, William M.C (1975) mengemukakan kedua klasifikasi tersebut antara lain sebagai berikut:
  1. anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial:
    1. The Semi-socialize child, anak yang termasuk dalam kelompok ini dapat mengadakan hubungan sosial tetapi terbatas pada lingkungan tertentu. Misalnya: keluarga dan kelompoknya. Keadaan seperti ini datang dari lingkungan yang menganut norma-norma tersendiri, yang mana norma tersebut bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian anak selalu merasakan ada suatu masalah dengan lingkungan di luar kelompoknya.
    2. Children arrested at a primitive level of socialization, anak pada kelompok ini dalam perkembangan sosialnya, berhenti pada level atau tingkatan yang rendah. Mereka adalah anak yang tidak pernah mendapat bimbingan kearah sikap sosial yang benar dan terlantar dari pendidikan, sehingga ia melakukan apa saja yang dikehendakinya. Hal ini disebabkan karena tidak adanya perhatian dari orang tua yang mengakibatkan perilaku anak di kelompok ini cenderung dikuasai oleh dorongan nafsu saja. Meskipun demikian mereka masih dapat memberikan respon pada perlakuan yang ramah.
    3. Children with minimum socialization capacity, anak kelompok ini tidak mempunyai kemampuan sama sekali untuk belajar sikap-sikap sosial. Ini disebabkan oleh pembawaan/kelainan atau anak tidak pernah mengenal hubungan kasih sayang sehingga anak pada golongan ini banyak bersikap apatis dan egois.
  2. Anak yang mengalami gangguan emosi, terdiri dari:
    1. neurotic behavior, anak pada kelompok ini masih bisa bergaul dengan orang lain akan tetapi mereka mempunyai masalah pribadi yang tidak mampu diselesaikannya. Mereka sering dan mudah dihinggapi perasaan sakit hati, perasaan cemas, marah, agresif dan perasaan bersalah. Di samping itu kadang mereka melakukan tindakan lain seperti mencuri dan bermusuhan. Anak seperti ini biasanya dapat dibantu dengan terapi seorang konselor. Keadaan neurotik ini biasanya disebabkan oleh sikap keluarga yang menolak atau sebaliknya, terlalu memanjakan anak serta pengaruh pendidikan yaitu karena kesalahan pengajaran atau juga adanya kesulitan belajar yang berat.
    2. children with psychotic processes, anak pada kelompok ini mengalami gangguan yang paling berat sehingga memerlukan penanganan yang lebih khusus. Mereka sudah menyimpang dari kehidupan yang nyata, sudah tidak memiliki kesadaran diri serta tidak memiliki identitas diri. Adanya ketidaksadaran ini disebabkan oleh gangguan pada sistem syaraf sebagai akibat dari keracunan, misalnya minuman keras dan obat-obatan. 
     
          Sumber;http://id.wikipedia.org/wiki/Tunalaras
Baca Sekarang...

Tunarungu

Sabtu, 15 Maret 2014
Tuli, tunarungu, atau gangguan dengar dalam kedokteran adalah kondisi fisik yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan seseorang untuk mendengarkan suara.

Tuli dalam kedokteran dibagi atas 3 jenis:
  1. Tuli/Gangguan Dengar Konduktif adalah gangguan dengar yang disebabkan kelainan di telinga bagian luar dan/atau telinga bagian tengah, sedangkan saraf pendengarannya masih baik, dapat terjadi pada orang dengan infeksi telinga tengah, infeksi telinga luar atau adanya serumen di liang telinga.
  2. Tuli/Gangguan Dengar Saraf atau Sensorineural yaitu gangguan dengar akibat kerusakan saraf pendengaran, meskipun tidak ada gangguan di telinga bagian luar atau tengah.
  3. Tuli/Gangguan Dengar Campuran yaitu gangguan yang merupakan campuran kedua jenis gangguan dengar di atas, selain mengalami kelainan di telinga bagian luar dan tengah juga mengalami gangguan pada saraf pendengaran.
Untuk menentukan jenis dan derajat ketulian dapat diperiksa dengan audiometri
Disamping dengan pemeriksaan audiometri, ambang respon seseorang terhadap bunyi dapat juga dilakukan dengan pemeriksaan BERA (Brainstem Evoke Response Audiometry, dapat dilakukan pada pasien yang tidak dapat diajak komunikasi atau anak kecil.

Sumber;  http://id.wikipedia.org/wiki/Tuli
Baca Sekarang...